Pages

Tuesday, March 30, 2010

Tanam Pohon di Kebun Orang

Tidak semua peraturan bisa ditegakkan. Kita akan terbentur dengan kebijakan yang membudaya yang nyata-nyata bertentangan dengan peraturan. Timbul kebijakan-kebijakan baru yang seolah-oleh lebih baik dan lebih manusiawi daripada peraturan itu sendiri.
Sunggung ironis memang.. orang yang dirugikan tapi dituntut ganti rugi karena dia menegakkan peraturan dan dianggap melanggar etika atau kewajaran yang berlaku di masyarakat. Dia dianggap menerapkan brutalisme kekerasan dalam bekerja, tidak menjilat bersahabat dengan masyarakat. Masyarakat yang merasa benar itu tidak takut dengan peraturan hukum yang ada, bahkan dengan hukum Tuhan, mereka tidak takut hukumnya mencuri mengambil hak sesama. Mereka tidak takut azab Tuhan. Mereka merasa miskin, bahkan yang kelihatan kaya merasa menganggap dirinya masih miskin sehingga melakukan pembenaran terhadap tindakan pelanggaran peraturan. "Saya mau makan apa klo tidak nyrobot kebun orang?, yang di atas juga pasti maklum, klo tidak terima kita keroyok aja!". Begitulah potret masyarakat kita. Mereka lebih senang di bawah, kemiskinan bukannya dijadikan cambuk untuk memotivasi menjadi diri yang kaya tapi malah dijadikan pendekatan ke kekafiran tindakan orang yang tidak beriman. Mengapa kehidupan masyarakat kita terlihat sial dan tidak berkah (bencana, anaknya yang masih SMP hamil, penyakit, istri/suami selingkuh, dll), mungkin karena tindakan-tindakan ini... Semoga kita dihindarkan dari sikap "tanam pohon di kebun orang, pohonnya ditebang sama yang punya kebun, minta ganti rugi".
»»  READMORE...